Home » , , , » The Power of Iseng (Pengalaman Pribadi yang Semoga Menginspirasi) | 3 komentar | Bagikan
Kemarin lusa, tidak sengaja saya menemukan blog seorang teman yang tidak punya tampang seorang penulis. (Apakah bikin blog harus punya tampang penulis?) Ya memang tidak, sih. Tapi biasanya orang yang doyan nge-blog itu kan suka menulis. Paling tidak, nulis tutorial lah (yang mungkin juga copy paste).

Well, back to my friend. Biar sedikit saya ceritakan tentang dia. Dia seorang cowok kuliah-an. Menurut pandangan saya (yang memang sering kali salah ini) dia bukanlah seseorang yang punya ‘sixth sense’ yang notabene dimiliki para penulis. (Cara-pandang-unik-dan-lain adalah sixth sense-nya para penulis bagi saya. hehe). Tapi, ketika melihat tulisannya di blog, pandangan saya terhadapnya langsung berubah 180 derajat.

Tulisannya memang biasa. Masih butuh banyak pembenahan di sana-sini. Entah itu menyangkut penataan kata atau tanda baca. Interest-nya juga kurang. Saya merasa bisa membenahinya jadi lebih sempurna. Apa saya memang bakat ngedit, ya? Tapi tidak. Saya tidak mau cuma jadi editor. Karena saya ingin jadi penulisnya, bukan sekadar pembenah. Memang gampang menilai tulisan orang lain. Tapi membuatnya sendiri?

Inilah pukulan telak bagi saya. Mau komentar tentang tulisan orang lain, sementara blog saya sendiri? Melompong. Ironis…. Saya merasa salut terhadap teman saya ini. Tidak disangka-sangka, ternyata dia punya tulisan juga. Sebagai orang yang ngaku penulis, tentu saja saya malu. Hmph….

Dari sini saya mempelajari satu hal. Ternyata motto ‘write is not my hobby, but it’s my life style’ saja belum cukup untuk mengubah mental saya menjadi penulis yang menulis (karena selama ini saya masih berkhayal, belum nulis beneran). See, my blog is empty. Yang ada di sana adalah tulisan-tulisan lama saya yang ‘terpaksa’ diposting demi mengisi blog agar tidak kelihatan sia-sia banget. Padahal kalau saya jalan-jalan ke ‘rumah’-nya blogger lain, tulisan mereka selalu update meski topik yang dibicarakan masih itu-itu saja. Hm… saya baru sadar kalau saya ini terlalu perfeksionis sebagai penulis.

Dalam menulis, saya memang punya motivasi, saya punya tujuan. Tapi kenapa tidak ada tulisan yang tertuang? Setelah saya telisik-telisik lagi ke dalam diri, sepertinya ada sesuatu yang dipaksakan di sini. Saya harus menulis! Kalimat itulah yang ternyata ‘menekan’ saya selama ini. Memang ia adalah motivasi yang mengharuskan tangan saya untuk terus menulis. Tapi di alam bawah sadar, sebenarnya jiwa saya menolak. Dasarnya saya sendiri bukan orang yang bisa dipaksa. Maka saya pun mencari cara alternatif untuk membuat diri sendiri mau menulis.


Iseng.
Orang tak pernah tertekan setiap melakukan perbuatan iseng. Orang tak usah berpikir panjang untuk berbuat iseng. “Halah, cuma iseng ini.”
Seperti istilah, nothing to lose aja gitu. It’s easy. Fun. Free. No pay.
“Iseng ah, ngisi TTS. Daripada ngelamun….”
“Wih, ada lomba nih. Iseng ah ngirimin. Siapa tau menang. Kan lumayan.”
“Wah, ngeblog ni ye sekarang?” “Ah, iseng aja. Siapa tau berguna.”

…dan sederetan contoh iseng-iseng lainnya.


Ada istilah keren yang masih terkenal hingga sekarang yaitu iseng-iseng berhadiah.
Ternyata dari jaman dulu kegiatan iseng ini sudah ‘dinobatkan’ lho sebagai kegiatan yang bisa mendatangkan HADIAH! Atau lebih tepatnya dido’akan supaya menguntungkan bagi yang berbuat. Entah siapa pencetus kalimat ampuh itu. Tapi yang pasti, ini adalah mantra buat saya bergerak!

Mungkin buat sebagian orang ini bukanlah hal yang wah! Toh dari kita juga sudah banyak yang mengenal tips-tips agar rajin nulis. Betul? Tapi bagi saya pribadi atau mungkin ada orang lain yang merasa ‘senasib’ dengan kemalasan saya, ungkapan ‘iseng-iseng berhadiah’ ini bisa sangat berguna sekali. (sangat dan sekali).

Sebenarnya, energi apakah yang terkandung di dalam perbuatang ‘iseng’ ini? It’s easy. Fun. Free. No pay.
No pay!
Free!
Hati kita seperti ikhlas melakukannya…. Ikhlas! Itulah kuncinya. Ada energi besar dalam setiap perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas, tanpa beban. Pasrah.

Apakah ini ada hubungannya dengan quantum ikhlas? Apa korelasi antara perbuatan iseng dengan energi ikhlas?
Tunggu saja tulisan saya selanjutnya.


Well, saya jadi teringat kata banyak penulis sukses, “Kalau mau nulis, nulis aja. Gak usah mikir.”
Sudah saya coba terapkan ini tapi ternyata tidak gampang juga. (Apa dasar saya yang terlalu malas, ya? Hh….) Jadi, mulai sekarang saya mengatakan pada diri sendiri setiap kali ada ide,

“Iseng ah nulis…. Siapa tahu ntar ada yang terinspirasi….”
(hehe)


Selamat iseng.

Cheers up!
Lana Azkia

Diposting oleh pathetic-poetic » 21.14
Bagaimana tanggapan anda tentang artikel The Power of Iseng (Pengalaman Pribadi yang Semoga Menginspirasi) ? silahkan berikan komentar Anda, saat ini baru ada 3 komentar :
Yesi Moci Mengatakan :
Pecinta iseng, ya? Kalau gitu, mungkin mau iseng baca tulisan terbaru saya. Masih anget, lho. Baru diposting kemarin. I Like Valentine but I hate Valentine. Bila berkenan, mohon koreksinya. Memang, Valentine Day/Hari Kasih-sayangnya sudah lewat, tapi nanti pasti dijelang kembali bukan? Untuk itu, biar kita nggak salah kaprah mengenai kasih-sayang, baca dulu yuk cerpen tersebut.
Ditulis pada 24 Mei 2010 pukul 19.08 |
Aditia Mengatakan :
eheheeheheh...boleh juga !!! bener tuh !!! kadang datang masa ketika pikiran buntu. bingung mau nulis apa...eh dasar penulis...lagi buntu pun ditulis juga kebuntuannya, jadinya sebuah cerita yang membawa jalan keluar alias kagak jadi buntu...hahhahahaha
Ditulis pada 27 Mei 2010 pukul 06.30 |
pathetic-poetic Mengatakan :
Yesi: wah.... cerpenmu bagus. :D
pesannya dapet. gk kayak saya yg bikin cerpen mesti mbulet. haha...
tp kelamaan tuh klo masih nge-klik link buat cari tau arti kata Sunda-nya. apa gk lbh baik di taruh keterangan aja di bawah cerita? B)

klo blh tau, Yesi onlen tiap hari d rmh, ya?

Aditia: hehe.... benar sekali itu, Bung. menuliskan kebuntuan itu juga menulis. add saya di fb, dong. Salam kenal. B)
Ditulis pada 1 Juni 2010 pukul 23.20 |

Silahkan Beri Komentar Anda

 

Pengikut

Copyright © Dapur Tulisan
Original template Minima by Douglas Bowman Edited By Agus S - Blogger - Jump to TOP